Cara menulis artikel opini yang menarik. Hampir setiap koran berita baik yang harian atau mingguan yang terbit di Indonesia menyediakan halaman untuk artikel opini di setiap terbitannya. Minimal koran-koran itu memuat dua judul artikel opini pada setiap edisinya. Ada berapa koran yang terbit di Indonesia? Ratusan judul koran.
Sebelum menulis artikel untuk blog, saya pernah menjalani sebagai penulis artikel opini untuk beberapa koran yang terbit di Jawa Barat. Lumayan banyak juga yang dimuat hampir setiap minggu ada yang dimuat. Baik yang menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Sunda. Banyak yang memberikan honorarium tapi ada juga yang tidak. Saya tak risau dengan soal honor. Saya menulis artikel opini untuk menyalurkan kegelisahan saya tentang suatu hal yang sedang hangat terjadi. Atau yang aedang jadi trending topik di koran-koran, baik lokal atau nasional.
Selain menulis artikel opini, saya juga banyak membuat atau menulis cerpen dan sajak dalam bahasa Sunda, dengan nama Ena Rs. Tapi semenjak 6 tahun yang lalu, saya tidak menulis untuk koran lagi. Sekarang hanya menulis untuk blog.
Baiklah, bila kini saya menulis tentang cara membuat artikel opini, itu murni diambil dari pengalaman sendiri. Tidak berdasar riset bahan atau copy paste. Tidak. Ini benar-benar pengalaman sendiri.
1. Bahan atau tema artikel opini kita sebaiknya berasal dari hal yang sedang hangat dibicarakan khalayak ramai. Hal yang sedang menjadi trending topik. mMisalnya tentang peristiwa politik, bencana alam, lingkungan, mode, dan lain-lain; Kumpulkan bahan- bahan, minimal kita baca beberapa berita atau artikel yang setema dengan artikel opini yang akan kita tulis;
2. Artikel opini kan artinya artikel yang isinya opini atau pendapat kita tentang suatu hal. Tugas kita adalah menuliskan pendapat kita dari sudut pandang tertentu dengan dasar-dasar yang dapat kita pertanggungjawabkan. Usahakan opininya orisinil keluar dari pikiran kita, benar-benar baru dan tidak terpikirkan oleh orang banyak. Dengan begitu, artikel opini kita akan unik dan menarik pembaca;
3. Kalau artikel opini ini kita buat untuk media cetak, sebaiknya kita bisa menebak selera redaksi media cetak yang akan kita kirimi artikel. Hal ini penting dilakukan sehingga kita tahu, koran A sukanya sama artikel yang kritis berani misalnya. Sementara koran B mah suka yang konservatif, dan seterusnya.
4. Artikel opini yang sumber temanya dari trending topik terkini, harus dibuat secepat mungkin dan dikirim segera setelah selesai dibuat. Ini untuk menjaga tema yang kita tulis keburu sepi, trending topik sudah berganti pada soal lain.
5. Panjang artikel tidak boleh terlalu panjang. Sekitar 2000 kata juga cukup. Terlalu pendek juga jangan. Kalau kira-kira 2 halaman kalau kita ngetik di word pake laptop. Itu sudah cukup.
6. Artikel opini yang kita tulis hendaknya bernas, jernih, tidak propokatif, juga tidak SARA. Kalau artikel propokatif dan SARA, bila kita kirim ke media cetak, dapat dipastikan masuk ke tong sampah, tidak akan dimuat.
Nah, itu saja cara saya membuat artikel opini, itu koridornya. Dengan pegangan itu insya Allah artikel kita bisa diterima dan dimuat bila kita kirim ke media cetak. Tetap ikuti Panduan Menulis Artikel ini. All about article, tempatnya ya di blog ini.
Sebelum menulis artikel untuk blog, saya pernah menjalani sebagai penulis artikel opini untuk beberapa koran yang terbit di Jawa Barat. Lumayan banyak juga yang dimuat hampir setiap minggu ada yang dimuat. Baik yang menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Sunda. Banyak yang memberikan honorarium tapi ada juga yang tidak. Saya tak risau dengan soal honor. Saya menulis artikel opini untuk menyalurkan kegelisahan saya tentang suatu hal yang sedang hangat terjadi. Atau yang aedang jadi trending topik di koran-koran, baik lokal atau nasional.
Selain menulis artikel opini, saya juga banyak membuat atau menulis cerpen dan sajak dalam bahasa Sunda, dengan nama Ena Rs. Tapi semenjak 6 tahun yang lalu, saya tidak menulis untuk koran lagi. Sekarang hanya menulis untuk blog.
Baiklah, bila kini saya menulis tentang cara membuat artikel opini, itu murni diambil dari pengalaman sendiri. Tidak berdasar riset bahan atau copy paste. Tidak. Ini benar-benar pengalaman sendiri.
Cara Menulis Artikel Opini
Nah, saatnya saya berbagi pengalaman bagaimana cara saya dalam menulis artikel opini untuk koran atau majalah. Sebenarnya sih pengalaman ini bisa digunakan bukan hanya untuk menulis opini di media cetak saja. Untuk media online pun bisa. Untuk menulis artikel opini di blog pun bisa meski perlu penyesuaian, terutama soal SEO. Menulis untuk media cetak kan gak berpikir soal SEO.Baca Juga:Ini cara menulis artikel opini yang saya lakukan:
1. Bahan atau tema artikel opini kita sebaiknya berasal dari hal yang sedang hangat dibicarakan khalayak ramai. Hal yang sedang menjadi trending topik. mMisalnya tentang peristiwa politik, bencana alam, lingkungan, mode, dan lain-lain; Kumpulkan bahan- bahan, minimal kita baca beberapa berita atau artikel yang setema dengan artikel opini yang akan kita tulis;
2. Artikel opini kan artinya artikel yang isinya opini atau pendapat kita tentang suatu hal. Tugas kita adalah menuliskan pendapat kita dari sudut pandang tertentu dengan dasar-dasar yang dapat kita pertanggungjawabkan. Usahakan opininya orisinil keluar dari pikiran kita, benar-benar baru dan tidak terpikirkan oleh orang banyak. Dengan begitu, artikel opini kita akan unik dan menarik pembaca;
3. Kalau artikel opini ini kita buat untuk media cetak, sebaiknya kita bisa menebak selera redaksi media cetak yang akan kita kirimi artikel. Hal ini penting dilakukan sehingga kita tahu, koran A sukanya sama artikel yang kritis berani misalnya. Sementara koran B mah suka yang konservatif, dan seterusnya.
4. Artikel opini yang sumber temanya dari trending topik terkini, harus dibuat secepat mungkin dan dikirim segera setelah selesai dibuat. Ini untuk menjaga tema yang kita tulis keburu sepi, trending topik sudah berganti pada soal lain.
5. Panjang artikel tidak boleh terlalu panjang. Sekitar 2000 kata juga cukup. Terlalu pendek juga jangan. Kalau kira-kira 2 halaman kalau kita ngetik di word pake laptop. Itu sudah cukup.
6. Artikel opini yang kita tulis hendaknya bernas, jernih, tidak propokatif, juga tidak SARA. Kalau artikel propokatif dan SARA, bila kita kirim ke media cetak, dapat dipastikan masuk ke tong sampah, tidak akan dimuat.
Nah, itu saja cara saya membuat artikel opini, itu koridornya. Dengan pegangan itu insya Allah artikel kita bisa diterima dan dimuat bila kita kirim ke media cetak. Tetap ikuti Panduan Menulis Artikel ini. All about article, tempatnya ya di blog ini.
0 komentar:
Posting Komentar